a. Memberikan
peringatan dalam bentuk alarm pada oknum yang masih merokok di kawasan tanpa
asap rokok.
b. Memberikan
solusi untuk membersihkan asap rokok yang ada di ruangan bebas asap rokok.
a. Arduino Uno
b. LCD
c. LM35
d. Sensor Flame
h. LED
i. Buzzer
k. Motor DC
l. Relay
a. Komunikasi
UART
UART (Universal Asynchronous Receiver-Transmitter)
adalah bagian perangkat keras komputer yang menterjemahkan antara bit-bit
parallel data dan bit-bit seri. UART biasanya berupa sirkuit terintegrasi yang
digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port serial perangkat
peripheral. Jarak komunikasi yang digunakan tidak lebih dari 15 meter dengan
kecepatan 20 kb/s.
Data
dikirimkan secara paralel dari data bus ke UART1. Pada UART1 ditambkan start
bit, parity bit, dan stop bit kemudian dimuat dalam satu paket data. Paket data
ditransmisikan secara serial dari Tx UART1 ke Rx UART2. UART2 mengkonversikan
data dan menghapus bit tambahan, kemudian di transfer secara paralel ke data
bus penerima.
b. Arduino
Uno
Arduino
adalah kit elektronik atau papan rangakaian elektronik open source yag di
dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis
AVR dari perusahaan Atmel. Arduino yang digunakan dalam praktikum ini adalah
Arduino Uno yang menggunakan chip AVR ATmega 328P. Dalam memprogram Arduino,
kita bisa menggunakan komunikasi serial Arduino dapat berhubungan dengan
komputer ataupun perangkat lainnya.
Adapun
spesifikasi dari Arduino Uno ini sebagai berikut :
Microcontroller |
ATmega328P |
Operating
Voltage |
5V |
Input
Voltage (recommended) |
7-12
V |
Input
Voltage (limit) |
6-20
V |
Digital
I/O Pins |
14
(of ehich 6 provide PWM output) |
PWM
Digital I/O Pins |
6 |
Analog
Input Pins |
6 |
DC
Current per I/O Pin |
20
mA |
DC
Current for 3.3 V Pin |
50
mA |
Flash
Memory |
32
KB of which 0.5 KB used by bootloader |
SRAM |
2
KB |
EEPROM |
1
KB |
Clock
Speed |
16
MHz |
Bagian- bagian Arduino Uno
·
Power USB
Digunakan untuk
menghubungkan papan Arduino dengan komputer lewat koneksi USB.
·
Power Jack
Soket baterai atau
adaptor digunakan unutk menyuplai Arduino dengan tegangan dari baterai /
adaptor 5-12 V pada saat Arduino sedang tidak disambungkan ke komputer. Jika
Arduino disambungkan ke komputer melalui USB Arduino akan mendapatkan tegangan
dari USB sehingga tidak perlu menggunakan baterai/adapator saat memprogramkan
Arduino.
·
Digital Pins I/O
Papan Arduino Uno
memiliki 14 digital pin yang berfungsi untuk memberikan nilai logika (0 atau 1)
pin berlabel “~” adalah pin-pin PWM (Pulse Width Modulation) yang dapat
digunakan untuk menghasilkan PWM.
·
Analog Pins
Papan Arduino Uno
memiliki 6 pin analog A0 sampai A5. Digunakan untuk membaca sensor-sensor
analog seperti sensor jarak, suhu dsb, dan mengubahnya menjadi nilai digital.
·
LED Power Indicator
Lampu ini akan menyala
dan menandakan papan Arduino mendapatkan supply listrik dengan baik.
Bagian-bagian Pendukung
·
RAM
RAM (Random Access
Memory) adalah tempat penyimpanan sementara pada komputer isinya dapat diakses
dalam waktu yang tetap, tidak memperdulikan letak data tersebut dalam memori
atau acak. Secara umum ada 2 jenis RAM yaitu SRAM (Static Random Access Memory)
dan DRAM (Dynamic Random Access Memory).
·
ROM
ROM (Read Only Memory)
adalah perangkat keras pada komputer yang dapat menyimpan data secara permanen
tanpa harus memperhatikan adanya sumber listrik. ROM terdiri dari Mask ROM,
PROM, EPROM, EEPROM.
c. LCD
Liquid Crystal Display (LCD) adalah
sebuah peralatan elektronik yang berfungsi untuk menampilkan output sebuah
sistem dengan cara membentuk suatu citra atau gambaran pada sebuah layar.
Secara garis besar komponen penyusun LCD terdiri dari Kristal cair (liquid
crystal) yang diapit oleh 2 buah elektroda transparan dan 2 buah filter
polarisasi (polarizing filter).
Gambar Penampang Komponen
LCD
Keterangan
:
1. Film
dengan polarizing filter vertikal untuk mempolarisasi cahaya yang masuk.
2. Glass
Substrate yang berisi kolom-kolom elektroda Indium Tin Oxide (ITO)
3. Twisted
Nematic Liquid Crystal (Kristal cair dengan susunan terpilin)
4. Glass
Substrate yang berisi baris-baris elektroda Indium Tin Oxide (ITO)
5. Film
dengan polarizing filter horizontal untuk memolarisasi cahaya yang masuk.
6. Reflektor
cahaya yang memantulkan cahaya yang masuk LCD kembali ke mata pengamat.
Sebuah citra dibentuk dengan
mengkombinakasikan kondisi nyala dan mati dari pixel-pixel yang menyusun layar
sebuah LCD. Pada umumnya LCD yang dijual di pasaran sudah memiliki integrated
circuit tersendiri, sehingga para pemakai dapat mengontrol tampilan LCD dengan
mudah dengan menggunalan mikrokontroller untuk mengirimkan data melalui pin-pin
input yang sudah tersedia.
d. LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor suhu LM35 yang dipakai dalam praktikum berupa komponen-komponen elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linearitas yang tinggi sehingga dapat dengan udah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC.
Bentuk dari LM35 tampak depan dan tampak bawah. 3 pin LM35 menujukan fungsi masing- masing pin diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antara 4 Volt sampai 30 Volt. Keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
VLM35 = Suhu* 10 mV
Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap suhu 1 ºC akan menunjukan tegangan sebesar 10 mV. Pada penempatannya LM35 dapat ditempelkan dengan perekat atau dapat pula disemen pada permukaan akan tetapi suhunya akan sedikit berkurang sekitar 0,01 ºC karena terserap pada suhu permukaan tersebut. Dengan cara seperti ini diharapkan selisih antara suhu udara dansuhu permukaan dapat dideteksi oleh sensor LM35 sama dengan suhu disekitarnya, jika suhu udara disekitarnya jauh lebih tinggi atau jauh lebih rendah dari suhu permukaan, maka LM35 berada pada suhu permukaan dan suhu udara disekitarnya .
Jarak yang jauh diperlukan penghubung yang tidak terpengaruh oleh interferensi dari luar, dengan demikian digunakan kabel selubung yang ditanahkan sehingga dapat bertindak sebagai suatu antenna penerima dan simpangan didalamnya, juga dapat bertindak sebagai perata arus yang mengkoreksi pada kasus yang sedemikian, dengan mengunakan metode bypass kapasitor dari Vin untuk ditanahkan. Berikut ini adalah karakteristik dari sensor LM35:
- Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius.
- Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
- Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150 ºC.
- Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
- Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
- Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
- Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA.
- Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC
e. Sensor
Flame
Sensor api
atau Flame sensor merupakan salah satu alat pendeteksi kebakaran melalui adanya
nyala api yang tiba-tiba muncul. Besarnya nyala api yang terdeteksi adalah
nyala api dengan panjang gelombang 760 nm sampai dengan 1.100 nm. Transducer
yang digunakan dalam mendeteksi nyala api adalah infrared.
Sensor api ini
biasa digunakan pada ruangan di perkantokan, apartemen, atau perhotelan. Namun,
sering juga digunakan dalam pertandingan robot. Fungsi sensor ini adalah sebagai mata dari robot
untuk mendeteksi nyala api. Diharapkan dengan meletakkan sensor api sebagai
mata, robot dapat menemukan posisi lilin yang menyala.
Sensor api ini
memiliki manfaat yang cukup besar. Salah satu diantaranya adalah mampu
meminimalisasi adanya false alarm atau alarm palsu sebagai sebuah tanda akan
terjadinya kebakaran. Sensor ini dirancang khusus untuk menemukan penyerapan
cahaya pada gelombang tertentu.
Jenis
Dan Cara Kerja Sensor Api
Secara umum,
prinsip kerja sensor api yaitu memanfaatkan sistem kerja metode optik. Optik
yang mengandung ultraviolet, infrared, atau pencitraan visual api, dapat
mendeteksi adanya percikan api sebagai tanda awal kebakaran. Jika telah terjadi
reaksi percikan api yang cukup sering, maka akan terlihat emisi karbondioksida
dan radiasi dari infrared.
Selanjutnya,
sensor api terbagi menjadi 4 jenis, diantaranya adalah UV Flame Detektor, UV/IR
Flame Detector, Multi-Spectrum IR Flame Detector (MSIR), dan Visual Imaging
Detector. Berikut ini penjelasan dan cara kerja sensor api jenis-jenis
tersebut.
·
UV Flame
Detektor
Sensor api ini
menggunakan teknologi ultraviolet sehingga mampu menanggapi radiasi spectral
antara 180 nanometer sampai dengan 260 nanometer. Tingkat sensivitas dan respon
ultraviolet termasuk baik dan cepat dalam kisaran 0 sampai 50 kaki. Sensor
jenis ini sangat sensitif terhadap hal-hal yang bermuatan listrik seperti lampu
halogen, busur pengelasan dan petir.
·
UV/IR Flame
Detektor
Sensor api ini
merupakan sensor api yang menggabungkan atau mengintegrasikan sensor optik
ultraviolet ke dalam sensor infrared. Pengintegrasian dual band ini diharapkan
dapat membuat detektor ini jauh lebih sensitif terhadap radiasi yang bersifat
ultraviolet maupun infrared yang dipancarkan oleh percikan api.
Selain itu,
teknologi ini juga memiliki tingkat kekebalan yang lebih tinggi dengan respon
yang jauh lebih baik dari teknologi yang sebelumnya. Oleh karena itulah, selain
cocok diletakkan di dalam ruangan, teknologi ini juga cocok dipakai di luar
ruangan yang bersifat terbuka.
·
Multi-Spectrum
IR Flame Detektor (MSIR)
Cara kerja
sensor api jenis ini dibuat lebih canggih lagi dari jenis sebelumnya karena
mampu memanfaatkan daerah spectral infrared secara maksimal untuk mendeteksi
radiasi sumber api. Teknologi Multi-Spectrum IR Flame Detektor (MSIR) ini
memiliki sensitivitas yang tinggi karena mampu menjangkau radiasi sumber api
hingga 200 kaki dari sumber percikan api, baik indoor atau outdoor.
·
Visual Flame
Imaging Detektor
Cara kerja
sensor api Visual Flame Imaging ini tergolong lebih canggih dibandingkan dengan
tiga teknologi sebelumnya. Mengapa demikian? Hali ini dikarenakan 3 hal berikut
ini.
Pertama,
teknologi ini menggunakan beberapa perangkat CCD. Perangkat CCD biasa digunakan
dalam kamera sirkuit tertutup.
Kedua,
teknologi ini menggunakan algoritma sebagai pendeteksi dini untuk menentukan
letak percikan api sebagai penyebab kebakaran. Fungsi algoritma adalah
menganalisis bentuk dan perkembangan api berdasarkan video yang diperoleh dari
komponen CCD. Hasil analisis inilah yang akan menentukan, betul tidaknya sebuah
kebakaran.
Ketiga, teknologi
ini tidak mendeteksi adanya kebakaran melalui radiasi panas, muatan listrik,
cahaya api atau sejenisnya seperti pada ketiga teknologi sebelumnya. oleh
karena itulah, sensor api visual flame imaging detektor sangat cocok digunakan
pada ruangan yang didalamnya terdapat aktivitas pembakaran. Tentunya, agar
tidak terjadi alarm palsu.
f. Sensor
Mq-2
Sensor MQ2
adalah salah satu sensor yang sensitive
terhadap asap rokok. Bahan utama sensor ini adalah SnO2 dengan
konduktifitas rendah pada udara bersih. Jika terdapat kebocoran gas
konduktifitas sensor menjadi lebih tinggi, setiap kenaikan konsentrasi gas maka
konduktifitas sensor juga naik. MQ2 sensitif terhadap gas LPG, Propana,
Hydrogen, Karbon Monoksida, Metana dan Alkohol serta gas mudah terbakar diudara
lainnya.
Sensor MQ2
terdapat 2 masukan tegangan yaitu VH dan VC. VH digunakan untuk tegangan pada pemanas
(heater) internal dan VC merupakan tegangan sumber. Catu daya yang
dibutuhkan pada sensor MQ2 adalah Vc < 24VDC dan VH
=5V 0,2 V tegangan DC atau AC.
Sensor gas dan asap ini mendeteksi
konsentrasi gas yang mudah terbakar di udara serta asap dan output membaca
sebagai tegangan analog. Sensor dapat mengukur konsentrasi gas mudah terbakar
dari suhu 300 sampai 10.000 sensor ppm. Dapat beroperasi pada suhu dari -20
sampai 50 dan mengkonsumsi
kurang dari 150 mA pada 5V. Dibawah ini merupakan gambar bentuk, internal
sensor MQ2.
Berikut konfigurasi dari sensor MQ2 :
a. Pin
1 merupakan heater internal yang terhubung dengan ground.
b. Pin
2 merupakan tegangan sumber (Vc) dimana Vc < 24 VDC.
c. Pin
3 (VH) digunakan untuk tegangan pada pemanas (heater internal)
dimana VH = 5 VDC.
d. Pin
4 merupakan output yang akan menghasilkan tegangan analog.
Sensor MQ2 berfungsi untuk mendeteksi
keberadaan asap yang berasal dari gas yang terbakar di udara. Pada dasarnya
sensor ini terdiri dari tabung alumunium yang dikelilingi oleh silicon dan
dipusatnya ada elektroda yang terbuat dari aurum dimana ada element pemanasnya.
Ketika terjadi proses pemanasan kumparan akan dipanaskan sehingga SnO2
keramik menjadi semikonduktor atau sebagai penghantar sehingga melepaskan
elektron dan ketika asap dideteksi oleh sensor dan mencapai aurum elektroda
maka elektroda sensor MQ2 akan menghasilkan tegangan analog. Sensor MQ2 ini
memiliki 6 buah masukan yang terdiri dari tiga buah power supply sebesar 5 V
untuk mengaktifkan heater dan sensor, ground, dan pin keluaran dari sensor
tersebut.
g. Potensiometer
Potensiometer
(POT) adalah salah satu jenis resistor yang nilai resistansinya dapat diatur
sesuai kebutuhan rangkaian elektronika ataupun kebutuhan pemakainya.
Potensiometer merupakan keluarga resistor yang tergolong dalam kategori
variable resistor. Secara struktur, potensiometer terdiri dari 3 kaki terminal
dengan seuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.
Pada
dasarnya bagian-bagian penting dalam komponen potensiometer adalah :
-
Penyapu atau disebut juga dengan wiper
-
Element Resistif
-
Terminal
Prinsip
kerja :
Sebuah
potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur
(track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya
berada di tengah) adalah peyapu (wiper) yang dipergunakan untuk menentukan
pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan penyapu (Wiper)
pada jalur elemen resistif inilah yang mengatur naik turunnya nilai resistansi
sebuah potensiometer.
Elemen resistif pada potensiometer
umumnya terbuat dari bahan campuran metal (logam) dan keramik atau bahan karbon
(Carbon). Berdasarkan Track (jalur) elemen resistifnya. Potensiometer dapat
digolongkan menjadi 2 jenis yaitu potensiometer linear (Linear potensiometer)
dan potensiometer logaritmik (Logarithmic potesiometer).
Dengan
kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, potensiometer sering
digunakan dalam rangkaian atau peralatan elektronika denga fungsi-fungsi sebagai berikut:
-
Sebagai pengatur volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier,
Tape mobil, DVD Player.
-
Sebagai pengatur tegangan pada rangkaian power supply
-
Sebagai pembagi tegangan
-
Aplikasi switch TRIAC
-
Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser.
-
Sebagai pengendali level sinyal.
h. Resistor
Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering
ditemukan dalam rangkaian elektronika. Hampir setiap peralatan
elektronika mengguakannya. Pada dasarnya
resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang
berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor atau
dalam bahasa indonesia sering disebut dengan hambatan
atau tahanan dan biasanya disingkat dengan huruf “R”. Satuan hambatan atau
resistansi adalah Ohm.
Cara
Menghitung nilai resistor :
Nilai resistor yang berbentuk axial adalah diwakili
oleh warna-warna yang terdapat di tubuh (body) resistor itu sendiri dalam
bentuk gelang. Umumnya terdaoat 4 gelang di tubuh resisitor tetapi ada juga
yang 5 gelang.
Gelang warna emas dan perak biasanya terletak agak jauh
dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang terakhirnya ini
juga merupakan nilai toleransi pada nilai resistor yang bersangkutan.
Tabel di bawah ini
merupakan warna-warna yang terdapat di tubuh resistor :
LED (Light Emirring Diode) merupakan komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga diode yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada bahan semikonduktor yang digunakan. Pada praktikum ini digunakan LED bewarna hijau, kuning dan merah. LED hijau terbuat dari bahan semikonduktor Alumunium Gallium Phosphide (AlGap) dengan wavelength 550-570nm. LED kuning terbuat dari bahan semikonduktor Gallium Arsenide Phospide Mitride (GaAsP-N) dengan wavelength 585-595nm. Dan untuk LED merah terbuat dari bahan semikonduktor Gallium Arsenide Phosphide (GaAsP) dengan wavelength 630-660nm.
Bentuk LED mirip dengan bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangan dengan mudah dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan lampu pijar, LED tidak memerlukan pembakaran filament sehingga tidak menimbulkan panas dalam menghasilkan cahaya.
Cara Kerja LED, seperti dikatakan sebelumnya. LED merupakan keluarga dari diode yang terbuat dari bahan semikonduktor. Cara kerjanya pun hampir sama dengan diode yang memiliki dua kutub yaitu kutub positif (P) dan kutub negative (N). LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri dengan tegangan maju (biasforward) dari Anoda menuju ke Katoda.
LED terdiri dari sebuah chip semikpnduktpr yang di doping sehingga menciptakan junction N dan P. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktpr yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari anoda (P) menuju ke katoda (N). Kelebihan elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material). Saat elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (Satu warna).
LED atau Light Emitting Diode yang memancarkan cahaya ketika dialiri tegangan maju ini juga dapat digolongkan sebagai tranduser yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.
j. Buzzer
Buzzer listrik adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, buzzer yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangakaian anti-maling, alarm pada jam tangan, bel rumah, peringatan mundur pada truk, pada perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis buzzer yang sering ditemukan dan digunakan adalah buzzer yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan buzzer piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah dan relative lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke rangkaian elektronika lainnya. Buzzer yang termasuk dalam keluarga Transduser ini juga sering disebut dengan Beeper.
k. Motor DC
Motor listrik DC atau DC motor adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetic atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai motor arus searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya.Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.
Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang diberikan pada Motor DC tersebut dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan Motor Listrik DC memberikan kecepatan rotasi sekitar 3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga 24V. Apabile tegangan yang diberikan ke Motor Listrik DC lebih rendah dari tegangan operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut sedangkan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan operasional akan membuat rotasi motor DC menjadi lebih cepat. Namun ketika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut turun menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan maka Motor DC tersebut tidak dapat berputar atau terhenti. Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar 30% dari tegangan operasional yang ditentukan, maka motor DC tersebut akan menjadi sangat panas dan akhirnya akan menjadi rusak.
Pada saat Motor listrik DC berputar tanpa beban, hanya sedikit arus listrik atau daya yang digunakannya, namun pada saat diberikan beban, jumlah arus yang digunakan akan meningkat hingga ratusan persen bahkan hingga 1000% atau lebih (tergantung jenis beban yang diberikan). Oleh karena itu, produsen Motor DC biasanya akan mencantumkan Stall Current pada Motor DC. Stall Current adalah arus pada saat poros motor berhenti karena mengalami beban maksimal.
Prinsip kerja motor DC terdapat dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field winding (kumparan medan magnet), Armature Winding (Kumparan Jangkar), Commutator (Komutator) dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
·
Jenis-jenis Motor DC (Motor Arus Searah)
1. Motor DC Sumber Daya Terpisah (Separately
Excited DC Motor)
Pada
Motor DC jenis sumber daya terpisah ini, sumber arus listrik untuk kumparan
medan (field winding) terpisah dengan sumber arus listrik untuk kumparan angker
(armature coil) pada rotor seperti terlihat pada gambar diatas ini. Karena
adanya rangkaian tambahan dan kebutuhan sumber daya tambahan untuk pasokan arus
listrik, Motor DC jenis ini menjadi lebih mahal sehingga jarang
digunakan.Separately Excited Motor DC ini umumnya digunakan di laboratorium
untuk penelitian dan peralatan-peralatan khusus.
2. Motor DC Sumber Daya Sendiri (Self
Excited DC Motor)
Pada
Motor DC jenis Sumber Daya Sendiri atau Self Excited Motor DC ini, kumparan
medan (field winding) dihubungkan secara seri, paralel ataupun kombinasi
seri-paralel dengan kumparan angker (armature winding). Motor DC Sumber Daya
Sendiri ini terbagi lagi menjadi 3 jenis Motor DC yaitu Shunt DC Motor, Series
DC Motor dan Compound DC Motor.
a. Motor DC tipe Shunt
(Shunt DC Motor)
Motor
DC tipe Shunt adalah Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan secara paralel
dengan kumparan angker (armature winding). Motor DC tipe Shunt ini merupakan
tipe Motor DC yang sering digunakan, hal ini dikarenakan Motor DC Shunt
memiliki kecepatan yang hampir konstan meskipun terjadi perubahan beban
(kecepatan akan berkurang apabila mencapai torsi (torque) tertentu). Karena
Kumparan Medan dan Kumparan Angker dihubungkan secara paralel, maka total arus
listrik merupakan penjumlahan dari arus yang melalui kumparan medan dan arus
yang melalui kumparan angker.
Kecepatannya
dapat dikendalikan dengan memasangkan sebuah resistor/tahanan secara seri
dengan kumparan medan ataupun seri dengan kumparan angker. Jika
resistor/tahanan tersebut dipasangkan secara seri dengan kumparan medan maka
kecepatannya akan berkurang, sedangkan apabila resistor/tahanan tersebut
dipasangkan secara seri dengan kumparan angker maka kecepatannya akan
bertambah.
b. Motor DC tipe Seri
(Series DC Motor)
Motor
DC tipe Seri atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Series DC Motor ini
adalah Motor DC yang kumparan medannya dihubungkan secara seri dengan kumparan
angker (armature winding). Dengan hubungan seri tersebut, arus listrik pada
kumparan medan adalah sama dengan arus listrik pada kumparan angker. Kecepatan
pada Motor DC tipe seri ini akan berkurang seiring dengan penambahan beban yang
diberikan pada motor DC tersebut. Motor DC jenis ini tidak boleh digunakan
tanpa ada beban yang terpasang karena akan berputar cepat tanpa terkendali.
c. Motor DC tipe
Gabungan (Compound DC Motor)
Compound
DC Motor atau Motor DC tipe Gabungan ini adalah gabungan Motor DC jenis Shunt
dan Motor DC jenis Seri. Pada Motor DC tipe Gabungan ini, Terdapat dua Kumparan
Medan (Field Winding) yang masing-masing dihubungkan secara paralel dan Seri
dengan Kumparan Angker (Armature Winding). Dengan gabungan hubungan seri dan
paralel tersebut, Motor DC jenis Compound ini mempunyai karakteristik seperti
Series DC Motor yang memiliki torsi (torque) awal yang tinggi dan karakteristik
Shunt DC Motor yang berkecepatan hampir konstan.
Motor DC tipe
Gabungan (Compound DC Motor) ini dapat dibedakan lagi menjadi dua jenis yaitu
Long Shunt Compound DC Motor yang kumparan medannya dihubungkan secara paralel
dengan kumparan angkernya saja dan dan Short Shunt Compound DC Motor yang
kumparan medannya secara paralel dengan kombinasi kumparan medan seri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar